Tuesday, February 15, 2011

Orang Batak terkaya di dunia bermarga Tanjung.

Membicarakan record diri sendiri memang sebenarnya tidak begitu enak. Tapi ketika dalam suatu pesta kawin siang ini (ada seorang marga Tanjung menikah dengan boru Mangunsong di Ruma Gorga II/Pondok Bambu), kami berbicara dengan beberapa teman bermarga Tanjung. Ada terungkap dalam bincang-bincang tersebut bahwa sering sekali kami marga Tanjung dianggap "kecil" oleh marga-marga Batak yang lain. Yah anggapan yang mengecilkan kami tentu saja tidak perlu terlalu kami tanggapi dengan panas hati. Tokh kami sadar bahwa yang terpenting sebenarnya bukanlah kuantitas, tetapi kualitas kita.
Alangkah leganya hati kami dalam bincang-bincang tadi, ternyata terungkap beberapa hal yang cukuplah untuk membanggakan kami yang sering dianggap kecil ini.

1. Dalam suatu pesta adat (biasanya adat Toba), memang umumnya jumlah kami tidak terlalu besar. Tapi itu sangat bisa dimaklumi, karena biasanya yang menjalankan adat seperti itu umumnya adalah orang-orang Batak yang beragama Kristen. Memang kami marga Tanjung (putera dari Si Raja Borbor), yang beragama Kristen hanya sekitar 2% dari seluruh marga Tanjung.
98% an saudara-saudara kami beragama Islam (dahulu kebanyakan marga Tanjung meninggalkan tanah leluhur kami di Haunatas-Habinsaran-Parsoburan pindah ke selatan, walaupun ada juga yang ke utara, seperti leluhur saya ke Tarutung).
Jadi sesungguhnya bila tidak memandang agama, kami datang bersama, sangat boleh jadi marga-marga yang mengecilkan kami itu tidak ada artinya dalam hal jumlah, dibandingkan dengan kami marga Tanjung.

2. Dari Forbes terbaru (on line) dapat kita lihat bahwa hanya ada 1 orang Batak dalam list 40 orang Indonesia terkaya. Dia adalah Chaerul Tanjung (pemilik Bank Mega, Trans TV, Trans 7, Bandung Supermall, dsb.). Urutan ke 18, dg kekayaan 1.25 Billion USD. Berarti orang Batak terkaya di dunia adalah bermarga Tanjung.
Dalam daftar itu ada yang bernama Martua Sitorus, tapi dia bukanlah seorang yang asli Batak. (Maaf Pak Martua Sitorus, tulisan saya sama sekali tidak bermaksud merendahkan anda).

3. Dalam sejarah RI, hanya ada 1 marga yang pernah ada sekaligus 2 puteranya berpangkat setara menteri duduk di dalam satu kabinet. Dan itu adalah marga Tanjung. Itu terjadi dalam salah satu kabinet pembangunan yang lalu. Kedua orang itu adalah Akbar Tanjung dan Jendral Feisal Tanjung.
Marga-marga yang menganggap kami kecil, paling pernah menaruh puteranya satu orang dalam sebuah kabinet RI. Malah marga-marga yang suka vocal menghina kami itu barangkali belum pernah puteranya ada dalam kabinet RI.

Tulisan ini saya postkan bukan untuk mengangkat kesombongan, tapi hendaklah kita orang Batak kompak dan tidak perlu meninggi-ninggikan diri, apalagi merendahkan marga lain, juga saudara-saudara kita orang Indonesia yang lain.

5 comments:

  1. betul, yg paling penting seluruh orang orang batak itu kompak, tidak ada yg besar ataupun yg kecil, susah sama ditanggung senang sama dinikmati. karena orang orang batak sendiripun sdh bnyk mengalami diskriminasi(yg tdk kelihatan)

    ReplyDelete
  2. Tulisan anda tidak berbobot, bagai mana mungkin mengatakan kompak, kamu saja tidak mencerminkannya dalam tulisanmu.

    "Malah marga-marga yang suka vocal menghina kami itu barangkali belum pernah puteranya ada dalam kabinet RI." itu kalimat kesombongan dan arogan, tolong anda perbaiki.

    Maaf kalau tersinggung.

    ReplyDelete
  3. Sdr. Christin yth, Terimakasih utk dukungannya. Semogalah kita semua kompak agar semua tujuan baik dapat kita capai bersama. Salam hangat. (PT)

    ReplyDelete
  4. Sdr yang melabel diri Anonymous,
    Trmksh utk komentarnya. Tentu saja saya tidak perlu menuliskan apa yang kami dapati di masyarakat tentang detail perendahan terhadap kami, karena saya tidak menganggap bagian itu perlu. Tokh kami yang merasakan itu. Dan itu saya rasa justru akan menambah jurang ketidakkompakan.
    Penulisan saya di dalam blog juga sama sekali tidak bermaksud meninggikan diri. Maksud saya menuliskannya sudah saya terangkan dalam tulisan tsb, sejak kalimat pertama. Kalau anda perhatikan kata-kata saya, saya dalam posisi siap membangun kekompakan dengan siapapun.
    Saya tidak tahu apakah anda seorang Batak atau tidak, tetapi kalau ya, marilah kita mengesampingkan dulu untuk merasa lebih tinggi dari yang lain. Janganlah terlalu cepat mencap atau mengeluarkan pendapat sebelum kita coba berdialog dulu dan mencoba menghargai apa yang disampaikan orang lain, seperti dibiasakan oleh saudara-saudara kita sesuku, dan itu saya lihat merupakan salah satu kelemahan besar kita bersama.
    Sekali lagi, yang sangat kita butuhkan adalah kekompakan saat ini.

    ReplyDelete
  5. Tambahan utk Sdr yg melabel diri Anonymous,

    Setelah sayapun membaca kembali, mungkin juga ada kata-kata saya yg kurang pas. Utk hal yang kurang pas itu saya minta maaf sebesar-besarnya.

    Apapun, komentar anda tetaplah sesuatu yang berharga bagi saya. Sekali lagi terima kasih.

    ReplyDelete