Monday, April 6, 2009

Kimia yang mengerikan

Waktu kami tingkat I tidak pelak lagi pelajaran yang paling sulit adalah mata kuliah Kimia. Di setiap semester mata kuliah itu ada.

Tidak hanya sulit, tapi juga mengerikan. Dikatakan demikian karena memang tingkat kesulitannya betul-betul tinggi. Memang belajar bersama itu baik, tetapi khusus untuk mata kuliah Kimia ini kita harus sampai ke tingkat penguasaan pribadi pada kategori mahir. Banyak textbook harus kita baca di perpustakaan. Banyak soal harus kita latih penyelesaiannya.

Setiap soal yang keluar sangat variatif dan kreatif. Lalu penjagaan selama ujian sangat ketat. Jangan main-main untuk coba-coba menyontek. Kalau sampai ketahuan menyontek, akan diblack list dan bisa di drop out.
Ada juga yang berhasil menyontek, tapi itu pasti pertama kenekadannya luar biasa (berani mati), atau sangat mujur tidak ketahuan. Sudah banyak sekali mahasiswa DO karena mata kuliah ini, entah karena memang tidak lulus-lulus, atau kena black list.

Koordinator dosen adalah seorang dosen super killer (biasanya dialah kebanyakan yang membuat soal-soal). Inisialnya HA. Kalau sudah bermasalah dengan dia maka masa depan pasti suramlah.
Hal yang unik lagi, soal-soal yang bersifat pilihan ganda bisa dibuat sedemikian rupa sehingga kalau kita salah mengerjakan selalu ada pilihan jawabannya. Kadang kala karena kita terlena (ada jawaban seperti yang kita buat), kita pilih jawaban itu. Padahal jawaban kita itu salah. Jadi seolah-olah pembuat soal itu sudah tahu ke mana mereka yang kemahirannya tidak terlalu tinggi akan nyasar pikirannya. Luar biasa!

Ujian itu sendiri untuk setiap soal hasilnya akan memperoleh nilai minus 1 kalau salah, nol kalau tidak menjawab, plus 3 kalau benar. Jadi tentunya kalau kita tidak yakin, lebih baik tidak menjawab. Kalau nekad menjawab, perkaranya tinggal dua, untung atau apes. Sayangnya probabilitasnya lebih besar pada apes (1 banding 3, karena biasanya pilihan jawaban ada 4).

Pengikut ujian selalu banyak karena selain mahasiswa tingkat I, mahasiswa yang lebih senior bahkan yang mahasiswa abadi (waktu itu masih banyak mahasiswa abadi) pun masih banyak yang ikut. Hal ini terjadi karena telah diterapkannya sistem kredit (sks). ITB adalah universitas pertama yang serentak memberlakukan sistem sks.

Midtest semester pertama merupakan outcome paling mengerikan dalam hidupku. Kalau tidak salah aku mendapat nilai 33. Seumur hidup baru itulah aku dapat nilai sejelek itu.
Tapi karena pengindeksan nilai berdasarkan sebaran statistik, maka nilai 33 ku itu masih menghasilkan indeks C! Yang dapat sedikit di atas 50 saja sudah pasti dapat A.

Adalah seorang teman kami yang sangat membuat kami sedih karena nilainya minus sangat besar (kalau tidak salah minus 30an/jumlah soal biasanya sekitar 33-34). Beberapa kami mencoba untuk menghibur teman kami itu. Kami banyak bertanya kepadanya mengapa sampai dia bisa mendapat nilai jeblok begitu.

Jawabannya sungguh mengagetkan kami. Dengan entengnya dia bilang bahwa dia melihat seorang teman kami yang berkacamata tebal orangnya cukup meyakinkan (waktu itu kami belum terlalu lama bersama-sama di kelas T06/baru sekitar tiga bulanan, jadi belum terlalu saling mengenal). Waktu ujian kebetulan mereka duduk berdekatan. Lalu teman ini nekad menyontek pada teman yang berkacamata tebal itu (rupanya dia mujur tidak ketahuan). Total semua jawaban teman berkacamata tebal yang duduk di depannya diconteknya.
Belakangan barulah kami semua tahu bahwa soal-soal kami telah diacak. Nomor 2 pada kita belum tentu sama soalnya dengan nomor 2 teman yang lain. Pantaslah teman kami yang nekad itu dapat nilai minus besar sekali. Lebih mengerikan lagi nilai midtest I, midtest II dan Ujian Akhir diberi bobot. Misalnya 20%, 30% dan 50%. Jadi, nilai minus besar menjadi lebih besar lagi minusnya! (Weleh, weleh ....)

Pada tahun-tahun belakangan rupanya ada semacam "gerakan reformasi" di ITB sehingga dosen super killer tadi barangkali diminta untuk tidak lagi menjadi penjagal mahasiswa. Sebenarnya aku kurang setuju dengan kebijakan itu, tapi yah sudahlah. (Aku tadinya merasa itu adalah trade mark yang mengagumkan. Itu adalah kenangan salah satu yang paling dramatis pada tingkat I).

Lucu sekali pada tahun-tahun aku mau lulus kulihat soal ujian mahasiswa tingkat I tidak masuk akal mudahnya (dari dulu semua ujian selalu dipampang jawaban/solusinya di papan pengumuman, jadi semua orang bisa melihat dan menyalin). Kuingat sekali ada dipampang solusi ujian mahasiswa tingkat I tahun itu yang cuma 10 nomor. Salah satu soalnya begini (aku selalu ingat): Diketahui sekian mol zat tertentu dilarutkan pada sekian mililiter larutan tertentu. Hitunglah Molaritas campuran baru itu.

Gila kan mudahnya soal kimia itu jadinya? Penurunan mutukah di ITB? Sangat boleh jadi! Entah kenapa kita tidak punya lagi pride sebagai orang yang dulu pernah menaklukkan mata kuliah Kimia yang mengerikan itu (walaupun cuma dapat C, itu dulu sudah luar biasa, tidak mungkin bisa dibandingkan dengan mereka yang dapat A dengan soal-soal yang mudahnya minta ampun).

Beberapa tahun kemudian terbetik kabar bahwa dosen super killer itu meninggal dunia. Well ... well ...

No comments:

Post a Comment